Linkkoe Jurnal: motivasi
Tampilkan postingan dengan label motivasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label motivasi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 30 April 2022

Mengapa Kita Perlu Belajar Filsafat? Begini Pendapat Para Filsuf


Mengapa Kita Perlu Belajar Filsafat? Begini Pendapat Para Filsuf






Terdapat perbedaan besar antara filsafat dan ilmu pengetahuan. Sejarah suatu ilmu tertentu kurang penting bagi manusia dewasa ini. Karena pendapat-pendapat ilmiah dari dahulu menjadi pra-ilmiah atau kekeliruan setelah tercapai suatu tahap lebih dewasa. Setiap langkah baru dalam perkembangan suatu ilmu berarti bahwa langkah yang lebih awal kehilangan aktualitasnya. Lain halnya dalam filsafat. Pendapat masa kini mengenai pertanyaan terakhir, pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan, tidak lebih baik atau lebih benar daripada pendapat dari ratusan atau ribuan tahun yang lalu. Pertanyaan falsafi semua orang dari segala zaman dan semua sudut dunia kelihatannya sama tua dan sama pandai atau bodoh. Berikut ini merupakan tugas filsafat menurut para filsuf.

1. Karl Popper

Menurut Popper, tugas filsafat sekarang ini berpikir kritis mengenai alam raya dan tentang manusia di dalamnya; berpikir mengenai kemampuan pengetahuan kita dan kemampuan kita terhadap kebaikan dan kejahatan. “Semua orang adalah filsuf, karena semua mempunyai salah satu sikap terhadap hidup dan kematian. Ada orang yang berpendapat bahwa hidup itu tanpa harga, karena hidup ini akan berakhir. Mereka tidak menyadari bahwa argumen yang terbalik juga dapat dikemukakan, bahwa kalau hidup tidak akan berakhir, maka hidup menjadi tanpa harga. Selain itu, bahwa bahaya yang selalu hadir, yaitu bahwa kita dapat kehilangan hidup, sekurang-kurangnya ikut menolong untuk menyadari nilai dari hidup.” (K. Popper dalam How I See Philosophy)


2. Gabriel Marcel

Gabriel Marcel melihat filsafat sebagai reconnaissance, yang berarti sekaligus mengingat, mengakui, menyelidiki, dan berterima kasih. Gabriel Marcel menekankan dua arti, yaitu penyelidikan dan sikap berterima kasih atau penghargaan. Kedua arti ini dari reconnaissance, memperlihatkan kedua di mensi pengetahuan manusia: masa lampau dan masa depan. Tugas filsafat sekarang ini, menurut Gabriel Marcel, terdiri atas kedua jenis reconnaissance, yaitu sikap penghargaan dan sikap keterbukaan, kerelaan untuk menerima. Dengan demikian ilsafat menjadi suatu re-thinking, suatu releksi kedua yang dapat mengatasi jurang yang dialami manusia dalam zaman kita, yaitu jurang antara sikap teknis dan analitis di satu pihak dan hidup di lain pihak.


3. Alfred North Whitehead

Alfred menguraikan ilsafat dengan kata-kata sebagai berikut: “Filsafat itu tidak salah satu ilmu di antara ilmu-ilmu lain. Filsafat itu pemeriksaan dari ilmu-ilmu, dan tujuan khusus dari ilsafat itu menyelerasasikan ilmu-ilmu dan melengkapinya.” Filsafat mempunyai dua tugas, yaitu: menekankan bahwa abstraksi dari ilmu-ilmu betul-betul hanya bersifat abstraksi (maka tidak merupakan keterangan yang menyeluruh), dan melengkapi ilmu-ilmu dengan cara ini: membandingkan hasil ilmu-ilmu dengan pengetahuan intuitif mengenai alam raya, pengetahuan yang lebih konkret, sambil mendukung pembentukan skema-skema berpikir yang lebih menyeluruh.


Referensi;

Dr. Raja Oloan Tumanggor, Carolus Sudaryanto, Pengantar Filsafat untuk Psikologi, PT. Kanisius, 2017, Yogyakarta

Rabu, 20 April 2022

Hakikat Ontologi dalam Cabang Filsafat Ilmu

Hakikat Ontologi dalam Cabang Filsafat Ilmu



Ontologi yaitu cabang filsafat ilmu yang membicarakan tentang hakikat ilmu pengetahuan. Noeng Muhadjir (2011) menjelaskan bahwa ontologi itu ilmu yang membicarakan tentang the being; yang dibahas ontologi yaitu hakikat realitas. Dalam penelitian kuantitatif, realitas tampil dalam bentuk jumlah. Adapun dalam penelitian kualitatif, ontologi muncul dalam bentuk aliran, misalnya idealisme, rasionalisme, materialisme. Keterkaitan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif memang tidak perlu diragukan. Jadi, ontologi itu yaitu ilmu yang membahas seluk-beluk ilmu.

Secara etimologi ilmu dalam bahasa Inggris berarti science. Pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris, yaitu knowledge. Dalam Encyclopedia of Philosophy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan yaitu kepercayaan yang benar (knowledge is justiied true belief). Ontologi itu ilmu yang menelusuri tentang hakikat ilmu pengetahuan.

Ilmu pengetahuan adalah keberadaan suatu fenomena kehidupan yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Ontologi merupakan salah satu di antara lapangan penyelidikan kefilsafatan yang paling kuno. Awal pemikiran Yunani telah menunjukkan munculnya perenungan di bidang ontologi. Dalam ontologi orang menghadapi persoalan bagaimanakah kita menerangkan hakikat dan segala yang ada. Pertama kali orang dihadapkan pada persoalan materi (kebenaran), dan kedua pada kenyataan yang berupa rohani (kejiwaan). Kedua realitas ini, yaitu lahir dan batin, merupakan hakikat keilmuan manusia. Manusia memiliki dua sumber ilmu, yaitu (1) ilmu lahir yang kasat mata dan bersifat observable, tangible; dan (2) ilmu batin, metafisik yang tidak kasat mata.

Pembicaraan tentang hakikat sangatlah luas, yaitu segala yang ada dan yang mungkin ada. Hakikat yaitu realitas, artinya kenyataan yang sebenarnya. Pembahasan tentang ontologi sebagai dasar ilmu berusaha untuk menjawab pertanyaan "apa itu ada" yang menurut Aristoteles merupakan the first philosophy dan merupakan ilmu mengenai esensi benda-benda (sesuatu). Sebenarnya bukan sekadar benda yang penting, melainkan fenomena di jagat raya ini, apa dan mengapa ada. Di alam semesta ini, kalau direnungkan banyak hal yang menimbulkan tanda tanya besar.

Selanjutnya dikatakan Muhadjir, pengertian ontologi menurut bahasa berasal dari bahasa Yunani, yaitu ontos = being atau ada, dan logos = ilmu. Jadi, ontologi adalah the theory of being as being (teori tentang keberadaan sebagai keberadaan). Atau bisa juga disebut sebagai ilmu tentang yang ada atau keberadaan itu sendiri. Maksudnya, satu pemikiran filsafat selalu diandaikan berasal dari kenyataan tertentu yang bersifat ada atau yang sejauh bisa diadakan oleh kegiatan manusia. Tegasnya, bila suatu pemikiran tidak merniliki keberadaan (landasan ontologi) atau tidak mungkin pula untuk diadakan, maka pikiran itu hanya berupa khayalan, dorongan perasaan subjektif, atau kesesatan berpikir yang dapat ditolak atau disangkal kebenarannya. Hakikat ada atau realitas ada itu, bagi filsafat, selalu bersifat utuh (eksistensial). Misalnya, bila secara ilmu hukum kita berpikir tentang kebenaran atau keadilan, maka dapat ditunjukkan bahwa kebenaran atau keadilan itu ada atau bisa diadakan dalam hidup manusia sehingga bisa dibuktikan atau ditolak (disangkal) kebenarannya. Konsekuensinya, bila berpikir tentang Tuhan atau jiwa maka sekurang-kurangnya harus dapat dibuktikan atau ditunjukkan bahwa Tuhan atau jiwa itu ada, bila tidak maka pikiran itu hanya berupa suatu ide kosong atau khayalan yang mudah ditolak kebenarannya. Realitas ontologis itulah yang menjadi dasar pemikiran hukum, teologi, atau psikologi, sehingga pemikiran hukum, teologi, atau psikologi ini bisa dibuktikan dan didukung (diafirmasi) atau difalsifikasikan (ditolak), atau disingkirkan (dinegasi). Realitas ada yang menjadi objek pemikiran dan pembuktian suatu pemikiran filsafat selalu dipahami sebagai suatu kenyataan yang utuh, sempurna, dan dinamis, baik dari sisi materi maupun rohani, atas-bawah, hitam-putih, dan sebagainya. Ontologi terbagi atas dua, yaitu ontologi umum yang disebut metafisika, dan ontologi khusus seperti kosmologi, theodice, dan sebagainya.

Heidegger (2006) mengatakan, istilah ontologi pertama kali diperkenalkan oleh Rudolf Goclenius pada 1936 M, untuk menamai hakikat yang ada bersifat metafisis. Dalam perkembangannya, Christian Wolf (1679-1754) membagi metafisika menjadi dua, yaitu metafisika umum dan khusus. Metafisika umum yaitu istilah lain dari ontologi. Dengan demikian, metafisika atau ontologi yaitu cabang filsafat yang membahas tentang prinsip yang paling dasar atau paling dalam dari segala sesuatu yang ada. Adapun metafisika khusus masih terbagi menjadi kosmologi, psikologi dan teologi. Ontologi cenderung dekat dengan metafisika, yaitu ilmu tentang keberadaan di balik yang ada.

Dua pengertian ini merambah ke dunia hakikat suatu ilmu. Ontologi membahas masalah ada dan tiada. Ilmu itu ada, tentu ada asal mulanya. Ilmu itu ada yang tampak dan ada yang tidak tampak. Dengan berpikir ontologi, manusia akan memahami tentang eksistensi suatu ilmu. Menurut Heidegger eksistensi membicarakan masalah ada, misalnya cara manusia ada. Manusia ada ketika dia sadar diri, pada saat memahami tentang “aku”. Ada semacam ini menjadi wilayah garapan ontologi keilmuan.

Objek yang menjadi kajian dalam ontologi ini yaitu realitas yang ada. Ontologi yaitu studi tentang yang ada secara universal, dengan mencari pemikiran semesta universal. Ontologi berusaha mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan atau menjelaskan yang ada dalam setiap bentuknya. Jadi, ontologi merupakan studi yang terdalam dan setiap hakikat kenyataan, misalnya (a) dapatkah manusia sungguh-sungguh memilih sesuatu?, (b) apakah ada Tuhan di dunia ini?, (c) apakah nyata dalam hakikat material atau spiritual, (d) apakah jiwa sungguh dapat dibedakan dengan badan?, (e) apakah hidup dan mati itu?, dan sebagainya.

Jadi, ilmu pengetahuan merupakan usaha manusia dan proses berpikir kritis, Akal budi manusia yang melahirkan ilmu pengetahuan. Dalam fenomena hidup yang sangat sederhana pun akan terkait dengan ilmu pengetahuan. Orang yang gemar memelihara belut pun butuh ilmu pengetahuan. Orang yang gemar memelihara ular pun begitu. Tidak ada satu pun fenomena yang lepas dan ilmu pengetahuan. Maka, di jagat perguruan tinggi sudah lahir sekian banyak cabang ilmu pengetahuan yang mungkin kita tidak begitu mengenal. Pemikiran keilmuan bukanlah suatu pemikiran biasa. Pemikiran keilmuan yaitu pemikiran yang sungguh-sungguh, suatu cara berpikir yang penuh kedisiplinan. Seorang pemikir ilmuwan tidak akan membiarkan ide dan konsep yang sedang dipikirkannya berkelana tanpa arah, namun semuanya itu akan diarahkannya pada suatu tujuan tertentu, yaitu pengetahuan. Jadi, berpikir keilmuan secara filosofis, yaitu: (a) berpikir sungguh-sungguh; (b) disiplin; (c) metodis; dan (d) terarah kepada pengetahuan. Berpikir keilmuan, secara filosofis, karenanya hendak mengatasi kekeliruan dan kesesatan pikir serta mempertahankan pemikiran yang benar terhadap kekuatan fantasi. (*)

Referensi;

Dr. Raja Oloan Tumanggor, Carolus Sudaryanto, Pengantar Filsafat untuk Psikologi, PT. Kanisius, 2017, Yogyakarta

Selasa, 19 April 2022

Definisi Metafisika Menurut Para Ahli

Definisi Metafisika Menurut Para Ahli




Sering kali ditemukan orang atau di televisi menyebut kata “metafisika”, sayangnya Metafisika tersebut selalu condong dan dikaitkan ke arah yang gaib, ilmu nujum, perbintangan, pengobatan jarak jauh dan macam-macam lainnya. Nama Metafisika itu sendiri diberikan oleh Andronikos dari Rodhos pada tahun 70 SM terhadap karya-karya yang disusun sesudah buku Physika (Siswanto, 2004:3). Penyelidikan Metafisika mula-mula hanya mencakup sesuatu yang ada di belakang dunia fisik, tetapi lalu berkembang menjadi ke penyelidikan terhadap segala sesuatu yang ada.

Di sini kita lihat bahwa Metafisika memiliki tingkat keumuman yang paling tinggi, memang benar bahwa Metafisika mencakup ke arah pembicaraan tentang alam gaib atau ketuhanan, tetapi itu segi khususnya saja bukan segi umum dari Metafisika itu sendiri. Metafisika pun menyelidiki tentang sesuatu yang objek isik juga seperti manusia, hewan, tumbuhan, dan benda alam lainnya. Dari sini semakin jelas bahwa Metafisika tidak sekadar tentang alam gaib tetapi juga tentang semua yang ada.

Metafisika sudah banyak didefinisikan oleh para filsuf sejak zaman Yunani sampai postmodern. Tentu definisi yang ada dapat mewakili maksud dari Metafisika sebenarnya, coba silakan disimak berbagai definisi berikut.


1. Aristoteles: Metafisika adalah cabang filsafat yang mengkaji yang ada sebagai yang ada.

2. Anton Bakker: Metafisika adalah cabang filsafat yang menyelidiki dan menggelar gambaran umum tentang struktur realitas yang berlaku mutlak dan umum.

3. Frederick Sontag: Metafisika adalah filsafat pokok yang menelaah “prinsip pertama” (the irst principle).

4. Van Peursen: Metafisika adalah bagian filsafat yang memusatkan perhatiannya kepada pertanyaan mengenai akar terdalam yang mendasari segala yang ada.

5. Michael J. Loux: Metafisika adalah ilmu tentang kategori (Siswanto, 2004:7).

Dari berbagai deinisi yang dikemukakan oleh para filsuf tersebut, tidak ada satu pun yang langsung menyebutkan bahwa Metafisika adalah penyelidikan terhadap hal gaib/mistik! Begitulah kira-kira definisi Metafisika dalam ranah filsafat. Setelah memahami ini diharapkan orang yang masih membenturkan Metafisika kepada hal-hal gaib dan sejenisnya agar cepat memperbaiki pandangannya terhadap Metafisika.

Metafisika sendiri dibagi atas dua jenis. Pertama, Metafisika umum atau ontologi. Kedua, Metafisika khusus yang terdiri atas kosmologi, teologi metafisik dan filsafat antropologi. Metafisika umum yang populer disebut dengan ontologi, membahas segala sesuatu yang ada secara menyeluruh dan sekaligus. Pertanyaan-pertanyaan ontologis yang paling sering diajukan, antara lain apakah realitas atau kenyataan yang begitu beraneka ragam dan berbeda-beda itu pada hakikatnya satu atau tidak? Apakah eksistensi yang sesungguhnya dari segala sesuatu yang tampak ini?


Referensi;

Dr. Raja Oloan Tumanggor, Carolus Sudaryanto, Pengantar Filsafat untuk Psikologi, PT. Kanisius, 2017, Yogyakarta

Jumat, 15 April 2022

Pengertian Logika dan Macam-Macam Logika

Pengertian Logika dan Macam-Macam Logika






a. Apakah Logika Itu? Pengertian Logika

Secara singkat dapat dikatakan logika adalah ilmu pengetahuan dan kecakapan untuk berpikir lurus (tepat). Ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan tentang pokok yang tertentu. Kumpulan ini merupakan suatu kesatuan yang sistematis serta memberikan penjelasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Penjelasan seperti ini terjadi dengan menunjukkan sebab-musababnya. Logika juga merupakan ilmu pengetahuan dalam arti ini. Lapangan ilmu pengetahuan ini ialah asas-asas yang menentukan pemikiran yang lurus, tepat, dan sehat. Logika menyelidiki, merumuskan seta menerapkan hukum-hukum yang harus ditepati agar dapat berpikir lurus, tepat dan teratur.

Dengan menerapkan hukum-hukum pemikiran yang lurus, tepat dan sehat, kita dimasukkan ke dalam lapangan logika, sebagai suatu kecakapan. Hal ini menyatakan bahwa logika bukanlah teori belaka. Logika juga merupakan suatu keterampilan untuk menerapkan hukum-hukum pemikiran dalam praktik. Inilah sebabnya logika disebut ilsafat yang praktis.

Berpikir adalah objek material logika. Yang dimaksudkan dengan berpikir di sini ialah kegiatan pikiran, akal budi manusia. Dengan berpikir manusia “mengolah”, “mengerjakan”, dan “mengerjakannya” ia dapat memperoleh kebenaran. “Pengolahan”, “pengerjaan” ini terjadi dengan mempertimbangkan, menguraikan, membandingkan serta menghubungkan pengertian yang satu dengan pengertian lainnya. Oleh karena itu objek material logika bukanlah bahan-bahan kimia atau salah satu bahasa, misalnya.

Tetapi bukan sembarangan berpikir yang diselidiki dalam logika. Dalam logika berpikir dipandang dari sudut kelurusan, ketepatannya. Oleh karena itu berpikir lurus dan tepat merupakan objek formal logika. Kapan suatu pemikiran itu sesuai dengan hukum-hukum serta aturan-aturan yang sudah ditetapkan dalam logika. Kalau peraturan-peraturan itu ditepati, dapatlah pelbagai ke- salahan atau kesesatan dihindarkan. Dengan demikian kebenaran juga dapat diperoleh dengan lebih mudah dan lebih aman. Semua ini menunjukkan bahwa logika merupakan suatu pegangan atau pedoman untuk pemikiran.


b. Macam-Macam Logika

Logika dapat dibedakan atas dua macam. Namun keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kedua macam logika itu ialah logika kodrati dan logika ilmiah.


1. Logika Kodrati

Akal budi dapat bekerja menurut hukum-hukum logika dengan cara yang spontan. Tetapi dalam hal-hal yang sulit baik akal budinya maupun seluruh diri manusia dapat dan nyatanya dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan yang subjektif. Selain itu baik manusia sendiri maupun perkembangan pengetahuannya sangat terbatas.

Hal-hal ini menyebabkan bahwa kesesatan tidak dapat dihindarkan. Namun dalam diri manusia sendiri juga terasa adanya kebutuhan untuk menghindarkan kesesatan itu. Untuk menghindarkan kesesatan itu diperlukan ilmu khusus yang merumuskan asas-asas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Oleh karena itu muncullah logika ilmiah.

2. Logika Ilmiah

Logika ini membantu logika kodratiah. Logika ilmiah memperhalus, mempertajam pikiran serta akal budi. Berkat pertolongan logika ini akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah dan lebih aman. Dengan demikian kesesatan juga dapat dihindarkan atau paling tidak, dikurangi. Logika inilah yang dibicarakan dalam buku ini.


Referensi;

Dr. Raja Oloan Tumanggor, Carolus Sudaryanto, Pengantar Filsafat untuk Psikologi, PT. Kanisius, 2017, Yogyakarta

Minggu, 26 September 2021

Menulis Skenario Hidup Sendiri, Terus Berkembang dan Menjadi Menarik

skenario hidup,terus berkembang,menjadi menarik,Serba-Serbi,motivasi,



Menulis Skenario Hidup Sendiri, Terus Berkembang dan Menjadi Menarik



Menulis Skenario Hidup Sendiri

Skenario tentang hidup kita pada saat ini masih dalam proses penulisan. Penulisnya adalah kita sendiri. Marilah kita menulis apa saja yang kita inginkan. Tentu saja kita akan berjumpa dengan berbagai tantangan. Jika kita tidak pernah memiliki sesuatu untuk ditaklukkan, bagaimana mungkin kita akan bisa berkembang?

Bayangkan saat ini kita diminta untuk menulis pidato pada waktu kematian kita. Apakah kita puas dengan pekerjaan-pekerjaan yang pernah kita buat? Jika tidak puas ingatlah bahwa hidup ini belum berakhir. Hari ini hanyalah satu titik dari keseluruhan hidup kita.

Kita masih dapat mulai lagi. Kita masih memiliki kesempatan untuk menjadi diri yang terbaik. Kesalahan-kesalahan kita bisa diluruskan, bahkan dihapuskan.

Kita belum terlambat. Tidak pernah. Mari kita pegang urat nadi kita dan kita rasakan. Kita masih hidup bukan? Berterimakasihlah pada Tuhan atas tantangan- tantangan yang dianugerahkan pada kita. Jangan berhenti. Maju terus setapak demi setapak.

Terus Berkembang

Kita adalah bagian dari lingkungan kita. Mari kita lihat dan tatap diri kita. Kita pasti akan menemukan keindahan dalam diri kita. Orang bilang: "Di mana kita ditanarn, di situ pula kita harus berkembang".

Jadilah tumbuh-tumbuhan yang selalu hijau. Tumbuh- tumbuhan yang tetap mekar sepanjang tahun, tanpa perlu ditanyakan apa sebabnya. Bunga-bunga liarpun bisa bermekaran. Di pegunungan-pegunungan bunga-bunga menyemarakkan keindahan alam. Taman- taman di tepi jalan membuat kota-kota semakin asri. Dan di rumah kita, kita adalah bunga-bunga itu.

Kita ajak sesama kita untuk bertukar pikiran, bertukar impian ataupun berrukar pengalaman. Kita tanyakan kepada mereka apa yang mereka miliki. Hal seperti itu dapat diibaratkan seperti penyerbukan silang. Senyumlah pada waktu kita mendengarkan pengalaman orang lain itu. Seperti halnya sinar mentari bermanfaat bagi tumbuh-tumbuhan, demikianpun hidup kita membawa manfaat bagi orang lain.

Menjadi Menarik

Percayalah bahwa diri kita betul-betul menarik. Keindahan kita diperhitungkan. Memang kita bukan ratu kecantikan. Juga bukan orang yang paling tampan di seluruh negeri. Tetapi percayalah bahwa kita memiliki ketampanan tersendiri. Kita adalah kita. Kita adalah diri yang "khas'', "khusus", "istimewa".

Kebaikan dan kasih membuat orang-orang yang nampaknya biasa-biasa saja menjadi amat memikat, walaupun mereka itu tambun ataupun krempeng.

Jangan pernah minder. Yakinlah bahwa pakaian yang kita kenakan mampu membuat kita menjadi menarik dan "make up" yang kita pakai mampu membuat wajah kita menjadi tampan. Namun bukan melulu karena pakaian dan "make up", melainkan karena kita hidup, tepatnya hidup dengan gairah.

Kita hanya perlu mengenal keindahan diri kita. Kita hanya perlu meyakinkan diri kita sendiri: "Saya sungguh menarik" atau "Saya sungguh cantik". Camkan itu baik-baik.

Selasa, 01 Desember 2020

Dampak Buruk Dendam dan Cara Melepaskan Dendam dari Tubuh Kita

Dampak Buruk Dendam dan Cara Melepaskan Dendam dari Tubuh Kita




Dampak Buruk Dendam dan Cara Melepaskan Dendam dari Tubuh Kita


Dampak Buruk Dendam dan Cara Melepaskan Dendam dari Tubuh Kita - Menyimpan dendam itu seperti menahan diri kita untuk sembuh, tetapi penyembuhan tidak selalu bisa terjadi dalam semalam. Ketahuilah, saat diri kita mengampuni, itu berarti kita sudah membebaskan diri kita sendiri.

Melepaskan dendam sama saja dengan menciptakan pertumbuhan. Lalu, kita bisa sembuh. Hati kita menjadi terbuka kembali kepada orang lain jika kita melepaskan dendam. Berhenti melihat diri sendiri sebagai korban melainkan sebagai pemenang. Ini tidak mengurangi akuntabilitas yang mungkin Anda berikan kepada orang lain. Ini hanya memastikan bahwa Anda tidak salah menangani mereka atau diri Anda sendiri, atau orang lain dalam hal ini.

Orang mungkin menyakiti kita, tapi mereka tidak harus berkuasa atas kita.

Pengampunan membebaskan kita dari rasa sakit dan cengkeraman masa lalu. Mungkin ada alasan untuk marah,  dan dendam itu mungkin bisa dibenarkan. Tapi itu juga mungkin membuat Anda menjalani hidup yang lebih bahagia.

Pengampunan adalah sesuatu yang kita lakukan untuk diri kita sendiri, bukan untuk kepentingan orang lain. Itu adalah cara yang lebih sehat dan lebih kuat. Namun, bukan berarti orang tersebut harus bertahan dalam hidup kita. Namun, jika Anda tidak mencoba, Anda tidak akan mengetahui apakah mungkin seseorang dapat ditebus.

Penebusan dimungkinkan. Anda ingin seseorang memberi Anda kesempatan untuk menjadi lebih baik. Jadi, temukan di dalam hati Anda untuk melepaskan dendam. Menyimpan dendam tidak akan membawa Anda kemana-mana lebih cepat dan bahkan, itu akan memperlambat pertumbuhan Anda.

Lepaskan kebutuhan untuk membuktikan diri Anda setiap saat. Lepaskan kebutuhan untuk menegaskan kebutuhan Anda di atas kebutuhan orang lain. Lepaskan dendam, meski Anda masih harus mengucapkan selamat tinggal.

Dampak Buruk Dendam 


Penelitian telah menemukan bahwa orang yang menyimpan dendam, cenderung tidak memaafkan, memiliki tekanan darah lebih tinggi dan lebih mungkin meninggal karena penyakit jantung. Ini juga memengaruhi sistem kekebalan dan metabolisme Anda, serta fungsi organ.

Secara keseluruhan, kesejahteraan fisik Anda tidak dipengaruhi oleh rasa sakit yang Anda rasakan terhadap tindakan orang tersebut, tetapi oleh dendam Anda yang tidak memungkinkan Anda untuk melihat hal lain. Anda hidup dalam masalah daripada solusinya. Anda berbohong kepada diri sendiri bahwa Anda baik-baik saja ketika semuanya berantakan. Anda mempersingkat hidup Anda dengan amarah yang Anda pegang. Anda juga mengurangi kualitasnya.

Tidak hanya menyimpan dendam memiliki efek fisik, tetapi seseorang dapat mengembangkan depresi dan kecemasan. Itu membuat Anda tidak bahagia, polos dan sederhana. Itu membuat Anda marah, yang menciptakan stres atas situasi tersebut. Telah diterima secara luas bahwa stres berdampak buruk bagi kesehatan Anda, baik mental maupun fisik. Sistem kekebalan Anda mungkin tetap terganggu jika Anda tidak berkompromi dengan orang tersebut.

Dendam membuat Anda mengulangi perasaan sakit hati Anda dan memicu kemarahan yang ingin orang lain merasakan sakit. Ini membutakan Anda pada cara yang lebih baik. Anda mungkin mendapati diri Anda melakukan hal yang sangat menyakiti Anda bagi orang lain jika Anda tidak memaafkan dan menemukan kesembuhan. Pada akhirnya, Anda mungkin menjadi versi terburuk dari diri Anda sendiri untuk mencoba merasa bahwa Anda bukan korban dari kesalahan mereka.

Menyimpan dendam sering kali mengarah pada fokus pada hal negatif, yang dapat menahan Anda untuk menjalani kehidupan yang penuh syukur dan kegembiraan.

Jika Anda mengembangkan kebiasaan menyimpan dendam, hal ini dapat mengarah pada pengembangan hubungan tidak sehat yang penuh dengan penjagaan dan kerahasiaan. Anda mungkin menolak kerentanan atau keaslian dalam kehidupan Anda sehari-hari karena Anda takut akan kemungkinan konsekuensi negatif.


Cara Melepaskan Dendam 


Melepaskan dendam bisa menjadi proses yang panjang dan sulit, tetapi itu akan sia-sia. Cobalah terlibat dalam beberapa teknik berikut untuk mengatasi dendam dan menuju pengampunan.

1. Jangan Merasa Sebagai Korban

Untuk mengatasi dendam, Anda harus meninggalkan mentalitas korban dan membiarkan diri Anda sendiri merasakan sakitnya, mengetahui juga bahwa dendam memperpanjang proses penyembuhan. Tetapkan batasan dan visualisasikan pelepasan dendam untuk mulai membebaskan diri Anda.

Alih-alih berperan sebagai korban, lihat diri Anda sebagai pahlawan dalam cerita Anda sendiri, rela melepaskan dendam untuk menciptakan kehidupan terbaik bagi diri Anda sendiri.


2. Jangan Menjelekkan Orang Lain

Kurangi fokus pada fitnah orang tersebut dan lebih pada niat mereka. Hidup tidak selalu hitam dan putih. Perasaan Anda terluka, tetapi itu mungkin bukan niat orang tersebut. Jika ya, hapus. Namun, jika miskomunikasi disingkirkan dari dunia, kita akan memiliki jauh lebih sedikit patah hati dan perasaan terluka.

Cobalah untuk berkomunikasi dengan orang lain jika mungkin untuk memahami apa yang terjadi pada mereka dan mengapa semuanya berjalan seperti itu. Anda mungkin perlu mundur dan menyadari tidak semua yang dilakukan semua orang adalah karena Anda. Itu bisa menjadi cerminan dari apa yang mereka lakukan atau sesuatu yang mereka perjuangkan dalam hidup mereka sendiri. Cobalah beri mereka keuntungan dari keraguan sebelum menjadikannya penjahat dalam cerita Anda.

3. Hapus Emosi untuk Melihat Kebenaran

Ketika seseorang bergumul, mereka tidak selalu tahu bagaimana mengungkapkannya dengan kata-kata dan mengucapkan kebaikan. Terkadang, Anda harus menjadi orang yang lebih besar dan menghilangkan emosi Anda dari situasi tersebut dan membantu mereka. Terkadang, Anda harus menjadi orang yang mengatakan "Saya minta maaf" terlebih dahulu karena Anda memiliki kapasitas emosional untuk refleksi diri, bahkan jika mereka tidak melakukannya. Beri mereka kesempatan untuk mengaku, dan hubungan Anda dengan mereka bisa diperkuat. Bicaralah menggunakan pernyataan “Saya”, misalnya “Saya merasakan ini karena ini terjadi,” bukan “Kamu melakukan ini padaku.” Ini akan membantu orang lain menjadi bertanggung jawab tanpa merasa diserang.

Inilah cara kami memperbarui hubungan. Kita mungkin maju lagi karena kita tahu hidup ini singkat. Kami juga memiliki kekurangan. Kita tidak boleh mengabaikannya demi membuktikan kebenaran orang lain.


4. Bertindak dengan Kebaikan

Anda selalu bisa berkata, "Bicaralah padaku. Apa yang sebenarnya terjadi? Kamu bilang kamu baik-baik saja, tapi bagaimana kabarmu sebenarnya? ” Semua orang menghargai ini. Itu juga membantu mereka untuk lengah. Mungkin tindakan mereka bukan tentang Anda. Atau mungkin memang begitu. Tetapi jika Anda mengatakan ini kepada mereka, Anda tidak akan menyesal. Anda akan melakukan hal yang benar apa pun yang terjadi dan menunjukkan kepada mereka kedewasaan Anda, bahwa Anda menolak untuk bersikap reaktif hanya karena mereka tahu cara menutupi Anda. Anda merespons sebagai gantinya.

Anda bahkan bisa mendapatkan bantuan untuk mereka.




5. Jika Saatnya, Biarkan Hubungan Berjalan

Ini bukan tentang apakah Anda percaya orang bisa berubah atau tidak. Ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk menunjukkan kepada Anda bahwa mereka lebih dari sekadar jumlah kesalahan mereka. Anda juga. Membiarkan kemanusiaan seperti itu menyembuhkan dan merendahkan hati. Sekalipun mereka salah, itu tidak berarti Anda hanya perlu melihat mereka pada saat-saat terburuk mereka.

Jika seseorang melakukan sesuatu yang benar-benar menyakitkan dan berniat untuk menyakiti, maka tidak apa-apa untuk melepaskannya. Kehidupan yang menyenangkan berasal dari hubungan positif dengan orang lain. Jika hubungan khusus ini tidak lagi berfungsi sebagai sumber energi yang baik, silakan serahkan ke masa lalu dan lanjutkan untuk menemukan hubungan yang lebih baik. Begitu Anda melepaskan dendam yang Anda miliki dengan orang lain, Anda akan menemukan lebih banyak energi untuk dicurahkan pada koneksi baru.


6. Lihat Pengampunan sebagai Kekuatan

Jika ada kesempatan untuk memberi seseorang keuntungan dari keraguan, ambillah, karena Anda ingin mereka memberi Anda keuntungan seperti itu. Bukan berarti Anda lemah untuk melepaskan dendam. Ini sebaliknya. Dibutuhkan kekuatan untuk memulai kembali, untuk memaafkan, untuk membiarkan kebaikan menang. Dibutuhkan kekuatan untuk mengesampingkan ego demi empati. Kami tidak tahu jalan mana yang ditempuh seseorang untuk sampai ke tempat mereka berada. Yang bisa kita lakukan hanyalah berjalan di samping mereka dalam waktu yang telah kita berikan kepada kita. Kami bahkan dapat membantu mengubah arah mereka menjadi lebih baik.


Kesimpulan

Jika Anda tidak dapat melakukan apa-apa lagi, bersikaplah baik hati tanpa perlu imbalan apa pun. Bahkan jika itu berarti mengucapkan selamat tinggal, biarkan dendam pergi dengan kebaikan terhadap diri sendiri dan orang lain.

Begitu Anda bisa memaafkan dan melepaskan dendam, Anda bisa mulai menjalani hidup yang lebih baik dan lebih bebas. Anda akan menemukan bahwa Anda tidak terlalu menderita, merasa tidak terlalu marah, dan merasa lebih berdaya sebagai pahlawan dalam cerita Anda.

Anda tidak akan pernah tahu bagaimana seseorang nantinya dapat melayani Anda dalam hidup jika Anda tidak memberi mereka kesempatan sekarang. Menyimpan dendam memperpendek hidup kita, merusak kesehatan mental kita dan merusak hubungan kita. Lepaskan dendam dan ketahuilah bahwa Anda akan memiliki kehidupan yang lebih bahagia jika melakukannya.
(*)

Copyright

Review

Food

pendidikan