Puisi-Puisi Fahrus Refendi
5 Puisi-Puisi Fahrus Refendi
Jam Satu Dinihari
-----------------------------------
Jam satu dinihari
waktu mekar tiba
Jam satu dinihari
lupa menakar bara
Jam satu dinihari
rupa meruwat luka
Jam satu dinihari
bersulang nyawa dengan
penciptanya
Sepotong Malam
Sepuntung rokok temani malam
saat makam-makam berdiri
kedinginan
Segelas kopi menepi
pada puncak mimpi
berdiri dari kematian palsu
Nisan-nisan berteriak
berharap ada gundukan tanah
baru di pusara
Sesekali pergi bersandar pada
bunga putih itu
lebih mirip bunga sepatu
atau rindu yang selalu menderu
Kematian
Kematian adalah kelabu
bagi pemburu di penjuru arah
waktu
Hitam ladang pengharapan
hilang akal
kembali tenang
Kematian adalah secangkir kopi
tandas bilamana datang hari
kering bisa lama berhari-hari
Kematian adalah hamparan
sajadah
tergulung ketika hujan reda
menjelma
rasa
yang mungkin pernah luka
Sisa Ragu
Tak pernah sebelumnya
kurapikan hati sebersih duri
dua kata itu selalu kau
selipkan
diantara jeruji pengapmu
Meski sadar air dan minyak tak
mungkin jadi banyak
sisa kuatku kini
tak ubahnya ragu
Rintik hujan menjelma api
membuat dawai bergetar
lazuardi redup
melati busuk
menunggu ulat-ulat merayap
mengerubungi sisa anggrek
yang disemakatkan dalam saku
harapku
Rudi & R80
Terjalin puluhan, ratusan
bahkan ribuan
akan masalah berkelindan
menyerupai bait-bait kenangan
di sajak penghabisan
Meminta pemecahan
Yang purna adalah pernyataan
waktu
yang sirna adalah kecupan angin
lalu
sementara matamu menetap di
ujung ruang tamu
“Yang memisahkan cinta
hanyalah maut” kata orang-orang.
Sementara cintaku terus mekar
walau Ainun tak lagi menetap
Tidurlah, kau lelah.
sementara eyang masih
memandang jauh. Ke arah segumpal cahaya
“Aku akan membuatkanmu truck terbang yang akan membawa tanah
air kita mengitari semesta.”
Catatan: bagi yang ingin menyedekahkan atau berkontribusi cerpen atau puisi di linkkoe my id, silakan kirim naskah ke email andi.kamboeja@gmail.com (cerpen 1000 kata dan 5 naskah untuk puisi), untuk sementara waktu tidak berhonor.