Bagaimana Sebenarnya Karakteristik Alegori? - Linkkoe Jurnal

Jumat, 16 April 2021

Bagaimana Sebenarnya Karakteristik Alegori?

Bagaimana Sebenarnya Karakteristik Alegori?


Karakteristik Alegori



Alegori telah menjadi teknik yang disukai dalam fiksi persuasif selama ratusan tahun. Alegori adalah cerita yang dapat dibaca pada tingkat literal atau metafora, di mana banyak atau semua elemennya mewakili sesuatu yang lain. Penulis religius menggunakan alegori untuk mengajarkan ajaran iman mereka; penulis etis menggunakannya untuk menanamkan moral pada pembacanya; satiris menggunakannya untuk menjelaskan sudut pandang politik atau sosial mereka.

Simbolisme

Allegori dan simbol sangat erat kaitannya, dan orang sering membingungkannya. Simbol adalah satu objek, orang atau ide yang mewakili sesuatu yang lain. Misalnya, dalam "Singa, Penyihir, dan Lemari" karya CS Lewis, karakter Aslan adalah simbol yang mewakili Yesus. Karakteristik yang menentukan dari sebuah alegori adalah ia terdiri dari sekumpulan simbol yang terhubung. Dalam "Singa, Penyihir, dan Lemari," Aslan bukan satu-satunya simbol - banyak karakter dan tempat dalam cerita yang melambangkan orang dan peristiwa dalam Alkitab. Oleh karena itu, sebagian, buku tersebut merupakan perumpamaan kembali dari kisah Yesus.

Pengejawantahan

Salah satu bentuk alegori yang paling umum adalah personifikasi alegoris, di mana konsep non-manusia, seperti kebajikan, iman atau dosa, direpresentasikan sebagai pribadi dalam sebuah cerita. Karakter ini tidak memiliki ciri kepribadian terlepas dari konsep yang mereka wakili. Misalnya, dalam "Young Goodman Brown" karya Nathaniel Hawthorne, istri dari tokoh utama mewakili konsep iman dan tidak memiliki kepribadian selain itu. Hawthorne bahkan menamainya Faith, teknik umum dalam personifikasi alegoris. Dalam pembacaan literal cerita, Faith adalah istri Goodman Brown, dan cintanya padanya membuatnya memikirkan kembali rencananya untuk menghadiri Sabbat para penyihir; Dalam sebuah bacaan alegoris, imannya kepada Tuhan dan ketaatan pada doktrin gereja membuatnya mempertanyakan keputusannya untuk menyerahkan dirinya kepada Iblis.

Moral

Allegori biasanya mencakup moral, atau pelajaran bagi pembaca. Paling sering, moral ini etis atau religius, seperti dalam "Young Goodman Brown" dan "The Lion, the Witch and the Wardrobe". "Aesop's Fables" adalah contoh alegori terkenal lainnya dengan moral. Setiap dongeng menampilkan karakter yang mewakili keputusan atau ciri kepribadian, dan cerita tersebut mengajarkan pelajaran tentang efek dari keputusan atau sifat ini pada kehidupan orang. Mereka tidak biasa karena moral mereka secara eksplisit dinyatakan di akhir setiap dongeng.

Sindiran atau Satir

Allegori yang tidak bermoral sering kali merupakan satir politik, di mana tokoh dan peristiwa mewakili partai, gerakan, atau ideologi politik. Misalnya, "Peternakan Hewan" George Orwell adalah satire alegoris. Hewan-hewan tersebut mewakili para pemain dan ideologi yang memicu Revolusi Rusia. Meskipun satir alegoris tidak memiliki moral dalam pengertian tradisional, penulis menggunakan cerita tersebut untuk membujuk pembacanya agar membagikan pendapatnya. Misalnya, Orwell tidak menggunakan "Peternakan Hewan" untuk mengajarkan moral sederhana seperti "lambat dan mantap memenangkan perlombaan," tetapi dia ingin pembacanya memahami mengapa Revolusi Rusia lebih merugikan Rusia daripada membantu negara.

Baca Juga

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Disqus comments