Review Buku: Ada Nama yang Abadi di Hati Tapi Tak Bisa Dinikahi
Review Buku: Ada Nama yang Abadi di Hati Tapi Tak Bisa Dinikahi
Judul Buku: Ada Nama yang Abadi di Hati Tapi Tak Bisa Dinikahi
Penulis: Maman Suherman
Judul Buku: Ada Nama yang Abadi di Hati Tapi Tak Bisa DinikahiPenulis: Maman SuhermanJumlah Halaman: 170.0Tanggal Terbit: 6 Apr 2020ISBN: 9786020524047Bahasa: IndonesiaPenerbit: Gramedia Widiasarana IndonesiaBerat: 0.15 kgLebar: 13.0 cmPanjang: 19.5 cm
Deskripsi singkat:
Kupikir lucu juga Ketika diterima kuliah di ibukota Ibuku melepas dengan nasihat Hanya sepenggal kalimat: Kalau cari pasangan hidupmu Pilihlah yang tidak menistakanmu Cinta itu memuliakan Cinta itu tidak menghinakan Cinta itu meninggikan Cinta itu tidak merendahkan
Review Singkat:
Buku ini cocok untuk yang pernah patah hati dan sudah lupa cara tertawa lagi, bacalah buku ini.
Di sini Kang Maman lebih banyak bicara soal cinta antara dua orang, tentang perasaan luka, sedih, senang, hingga kelanjutan sebuah hubungan.
Ditambah dengan sedikit ilustrasi, lembar berwarna, memang tren buku-buku yang banyak diterbitkan beberapa tahun belakangan.
Petikan isi buku:
yang mengaku sanggup hadapi segalanya sendiridiam-diam juga mengharapkan didampingiyang merasa sangat teguh kukuh, berlapis baja sekalianbutuh penguatan, butuh dikokohkanyang terlihat tak pernah mengeluhtetap butuh dipeluk hingga luruh dan luluhsetegar karang di lautan, pasti pernah alami kesepianbutuh teman, meski mampu memperjuangkan hidupnya sendirian
Kumpulan puisi Kang Maman ini terdiri dari dua babak. Tiga bab pertama adalah puisi-puisi cinta dengan latar belakang dan ilustrasi warna-warni. Babak kedua dinamai Lampiran Cinta. Beberapa puisi terasa buat ABG yang baru jatuh cinta, namun tak kalah banyak juga puisi bernafaskan cinta yang sudah melewati proses pendewasaan.
Nah, anehnya saya lebih menikmati Lampiran Cinta yang berupa tulisan-tulisan pendek. Lampiran Cinta ini seolah ingin menjelaskan Babak Pertama.
Satu hal yang kurang pas adalah ilustrasinya. Terasa nanggung goresan gambar yang diusung. Mungkin malah lebih baik polos sederhana dengan permainan font saja.
Kutipan isi puisi dalam buku ini:
“Dan sesekalilahmerendah :Bahagia itu sederhanaBukan menjadi luar biasaTapi menemukan hal biasadan mensyukurinyaCintaDemikian adanya”