Linkkoe Jurnal: definisi cerpen

Tools

Tampilkan postingan dengan label definisi cerpen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label definisi cerpen. Tampilkan semua postingan

Minggu, 22 Maret 2020

Definisi, Ciri-Ciri, Jenis, Syarat, Kerangka dan Penulisan Cerpen

Definisi, Ciri-Ciri, Jenis, Syarat, Kerangka dan Penulisan Cerpen





1. Definisi Cerpen 

Cerpen merupakan singkatan dari cerita pendek. Terkait dengan definisi cerpen sendiri, cerpen memiliki makna beragam menurut gagasan beberapa sastrawan. Menurut Andri Wicaksono, cerpen diartikan sebagai suatu cerita fiksi yang berbentuk prosa yang singkat dan pendek yang unsur ceritanya berpusat pada satu pokok peristiwa. Sedangkan menurut Drs. Joko Untoro, dalam bukunya dituliskan bahwa cerpen merupakan karangan pendek yang berbentuk prosa yang terbatas dalam membahas salah satu unsur fiksi dalam aspek yang terkecil.Singkat atau pendeknya suatu cerpen bukan dikarenakan bentuk dan sifatnya sebagai sastra pendek, melainkan cerpen memang hanya mengangkat dan membatasi dalam pembahasan dan penyelesaian satu konflik. 

Selain kedua sastrawan yang telah disebutkan di atas, masih banyak sastrawan lain yang menyumbangkan gagasan penting terkait dengan pengertian cerpen. Namun, keberagaman gagasan sastrawan tersebut pada prinsipnya sama saja. Jadi, dapat disimpulkan bahwa cerpen merupakan suatu jenis sastra modern yang memaparkan cerita tentang tokoh yang terkait dengan satu konflik yang disajikan dalam tulisan pendek. 


2. Ciri-Ciri Cerpen 


Seiring berkembangnya karya sastra di era modern ini, maka dibuat ciri khusus untuk membedakan antara satu karya sastra dengan karya sastra lainnya. Berikut ini ciri-ciri dari suatu cerpen, meliputi: 

  • Cerpen biasanya bersifat fiktif. 
  • Cerpen merupakan karya sastra dengan bentuk tulisan yang singkat, padat, jelas dan  mudah dipahami, serta lebih pendek dari novel. 
  • Jumlah kata dalam menulis sebuah cerpen, maksimal kurang dari 10.000 kata. 
  • Cerpen tidak menceritakan seluruh kehidupan tokoh terkait, melainkan hanya terbatas pada satu konflik. 
  • Masalah setiap tokoh didalam cerpen selalu berkaitan dengan tokoh utamanya. 
  • Penokohan dalam sebuah cerpen sangat sederhana, singkat, dan tidak mendalam. 
  • Alur penulisan cerpen lurus dan tunggal. 
  • Waktu yang digunakan untuk membaca sebuah cerpen hanya beberapa menit sampai beberapa jam saja. 
  • Pesan dan kesan dalam sebuah cerpen sangat mendalam sehingga tersampai dengan baik kepada pembaca. 


3. Jenis-Jenis Cerpen 



Jenis-jenis cerpen dapat dibedakan berdasarkan jumlah kata maupun jenis aliran/temanya. 

Berdasarkan jumlah katanya, cerpen dapat dibedakan menjadi: 

  • Cerita pendek (short story), cerpen yang biasanya ditulis dengan jumlah kata kisaran 750- 1000 kata. 
  • Cerita pendek yang pendek (short, short story) 
  • Cerita pendek yang sangat pendek (very short, short story), biasanya cerpen yang ditulis hingga mencapai 10.000 kata. 

Berdasarkan alirannya, cerpen dapat dibedakan menjadi: 

  • Realisme, cerpen dengan aliran ini mengisahkan mengenai peristiwa yang melukiskan keadaan yang sesungguhnya. Tidak ada sedikitpun gagasan dari pengarang yang melebih-lebihkan kisah yang ditulisnya. Pengarang mutlak menjadi penonton yang objektif. 
  • Impresionisme, cerpen aliran ini merupakan cerita yang ditulis pengarang berdasarkan apa yang pertama kali dilihatnya. Berbeda dengan aliran realisme dimana pengarang melukiskan yang dilihatnya secara mendetail, disini pengarang hanya menceritakan dari pengamatan awalnya yang dangkal saja. 
  • Naturalisme, serupa dengan realisme. Hanya saja dalam cerpen aliran ini, pengarang lebih cenderung mendekskripsikan sisi negatif dari apa yang diamatinya. 
  • Determenisme, merupakan aliran kesustraan yang menekan pada takdir yang ditentukan oleh unsur biologis dan lingkungan, bukan oleh sang pencipta. Cerpen aliran ini biasanya mengisahkan tentang penganut yang tidak percaya akan Tuhan. 
  • Neonaturalisme, merupakan gabungan antara realisme dan naturalisme, sehingga cerpen aliran ini melukiskan kenyataan yang objektif. Artinya, cerpen ini tidak hanya melukiskan sisi baik, namun juga sisi positif dari peristiwa yang diamati. 
  • Idealisme, merupakan aliran romantik yang mendasarkan cita-citanya pada cita-cita si penulis atau ide pengarang semata. Pengarang yang menulis cerpen dengan aliran ini biasanya memandang jauh ke masa depan dengan segala pengharapan yang diinginkan akan terjadi. 
  • Romantisme, cerpen aliran ini mengutamakan perasaan. Segala hal yaang terjadi diukur melalui perasaan, sedangkan logika diabaikan sehingga tak khayal cerpen aliran ini mementingkan penggunaan bahasa yang indah dan puitis. 
  • Surealisme, cerpen aliran ini menceritakan tentang khayalan ataupun mimpi, yang mana penulis membiarkan para pembaca bebas berimajinasi sesuai pola pikirnya. Cerpen ini biasanya menggabungkan realitas dan angan-angan sehingga pembaca akan sedikit sulit menafsirkan yang hendak disampaikan penulis. 


4. Syarat Penulisan Cerpen 


Untuk menyajikan sebuah cerpen yang tidak monoton dangan minat baca yang tinggi, terdapat beberapa hal-hal tertentu yang penting diperhatikan. Berikut syarat-syarat yang menjadi perhatian penulis dalam menulis sebuah cerpen, yaitu: 

  • Isi dalam sebuah cerpen harus padat 
  • Saat hendak menulis sebuah cerpen, hindari narasi yang bersifat verbal dan menggurui. 
  • Cerpen yang ditulis jangan bertele-tele, melainkan harus lugas. 
  • Isi sebuah cerpen yang ditulis harus jelas dan fokus pada konflik yang diangkat sehingga pembaca bisa dengan mudah memahami apa yang hendak disampaikan penulis. 
  • Hindari penggunaan kata yang tidak ekonomis. Perhatikan hal-hal berikut: hindari penggunaan kata atau kalimat yang jauh dari konflik, hindari penggunaan kata/kalimat yang tidak sesuai dengan tema, hindari kalimat yang apa adanya, seperti “sempoyongan kakiku, keminum segelas air supaya tenggorokan segar”, kalimat tersebut seharusnya dapat ditulis seperti ini “kuminum air putih. Segar!”. 
  • Perhatikan aspek kedalaman dalam menulis, meliputi: cerita yang hendak ditulis sebaiknya digali berdasarkan pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain kemudian dramatisir. Dengan begitu akan memudahkan penulis dalam menulis cerita karena sudah memahami peristiwa yang hendak ditulisnya, perhatikan latar, tokoh, dan peristiwanya, alur cerita yang dibuat usahakan berkesinambungan mulai dari latar, tokoh maupun peristiwa yang diceritakan. 
  • Penting dalam menjelaskan penokohan tokoh baru dengan jelas. 
  • Jika terjadi perubahan sudut pandang, usahakan pembaca dapat memahaminya. 



5. Kerangka dan Cara Penulisan Cerpen 

Sebuah cerpen tidak dapat ditulis sesuai dengan kehendak seseorang, melainkan dalam menulis sebuah cerpen terdapat sistematika khusus yang harus diikuti. Sitematika tersebut dikenal sebagai kerangka. Nah, kerangka dalam penulisan sebuah cerpen sangatlah penting. Tujuan kerangka penulisan tersebut ialah unsur cerpen yang ditulis tersampaikan kepada pembaca. Adapun kerangka sebuah cerpen tersebut meliputi tahapan-tahapan berikut ini. 

a. Observasi 

Observasi atau pengamatan merupakan langkah awal dalam penulisan sebuah cerpen. Observasi ini dapat dilakukan secara langsung, yakni mengamati peristiwa disekitar dan dipilih satu subjek untuk dijadikan tokoh dalam cerpen. Selain observasi secara langsung, penulis juga dapat mengingat atau mendengarkan kejadian yang dilakukan oleh orang lain sehingga dapat diangkat sebagai sebuah cerpen. 

b. Menentukan Tema dan Judul 

Tahapan kedua setelah observasi adalah menentukan tema. Tema disebut juga sebagai ide cerpen yang biasanya diperoleh dari hasil pengamatan. Untuk membuat sebuah cerpen yang menarik, pilihlah tema yang menjadi isu. Contoh tema seperti olahraga, jurnalistik, sosial-budaya, dan lain sebagainya.

c. Menentukan Latar 

Latar dibuat berdasarkan tema yang telah dipilih. Latar pada sebuah cerita terdiri atas latar tempat, latar waktu, dan latar suasana. Latar sangat mendukung jalannya suatu cerita. 

d. Menciptakan dan Menentukan Tokoh 

Tokoh sangat penting dalam menulis sebuah cerita. Tokoh merupakan alat penyampaian masalah yang ingin disampaikan penulis. Tokoh biasanya ditentukan berdasarkan pengamatan langsung atau mendengar cerita dari orang lain. Dalam menentukan tokoh disertai dengan penentuan sifat dan karakter dari tokoh tersebut. 

e. Menciptakan Konflik 

Konflik merupakan pertentangan dalam sebuah cerpen yang membutuhkan penyelesaian. Tanpa sebuah konflik, sebuah cerita akan terasa monoton. Oleh sebab itu, pilihlah konflik yang paling menarik karena dalam menulis sebuah cerpen hanya terdapat sebuah konflik yang ditemukan titik penyelesainnya. 

f. Menentukan Sudut Pandang 

Sudut pandang disebut juga point of view.Sudut pandang merupakan cara yang digunakan oleh penulis dalam menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi. Secara garis besar, sudut pandang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) pesona pertama, gaya “aku” dan pesona ketiga, gaya “dia”. Jadi, dengan sudut pandang inilah karya fiksi diceritakan dengan berbagai variasi. 

g. Menentukan Alur 

Alur sangatlah penting dalam menulis sebuah cerita. Pilihlah alur yang tidak membuat jenuh pembaca. Dalam karya sastra dikenal tiga macam alur, yaitu alur maju, alur mundur, dan alur campuran. Apabila perisiwa dalam cerita disajikan secara runut dari awal sampai penyelasaian maka itu disebut alur maju. Suatu cerita dikatakan alur mundur jika peristiwa dimulai dari saat ini kemudian mulai menceritakan masa lalu. Sedangkan alur campuran merupakan gabungan keduanya, dimana dimulai dengan peristiwa masa ini, kemudian menceritakan masa lalu, dan setelah itu kembali lagi ke peristiwa saat ini. 

h. Menulis Cerpen 

Menulis cerpen sudah dapat dilakukan apabila tema, latar, tokoh, konflik, sudut pandang, dan alur sudah ditentukan. Jalan cerita dalam menulis sebuah cerpen dikembangkan dari tema yang telah dipilih dengan menggunakan kata dan kalimat yang sederhana dan komunikatif. Cermatlah dalam ejaan dan pemilihan katanya. 

i. Menentukan Judul 

Sebenarnya judul bukanlah tahapan akhir dalam menulis sebuah cerpen. Judul dapat dibuat setelah menentukan tema ataupun setelah menulis cerpen. Hal tersebut tidak menjadi faktor penurunan kualitas maupun kuantitas suatu cerpen. Dalam penentuan judul yang penting diperhatika ialah judul yang dibuat usahakan singkat dan menarik pembaca. 


Demikianlah kerangka sekaligus tahapan dalam penulisan sebuah cerpen. Agar cerpen yang kita sajikan menarik minat pembaca plihlah tema yang sedang hangat dibicarakan dengan judul yang singkat namun tinggi daya mintanya. 

Demikian pembahasan kali ini terkait dengan Penulisan Cerpen dengan fokus bahasan meliputi pengertian, ciri-ciri, macam-macam cerpen, syarat, kerangka, dan tata cara penulisan cerpen. Semoga informasi yang kami sajikan bermanfaat. 

*Admin


Copyright

Review

Food

pendidikan