Linkkoe Jurnal: kaidah alur
Tampilkan postingan dengan label kaidah alur. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kaidah alur. Tampilkan semua postingan

Kamis, 03 Maret 2022

Tahapan Alur dan Kaidah Alur dalam Karya atau Cerita Fiksi

Tahapan Alur dan Kaidah Alur dalam Karya atau Cerita Fiksi



Tahapan Alur dan Kaidah Alur dalam Karya atau Cerita Fiksi  


A. Tahapan Alur


Tahapan alur menurut S. Tasrif sebagai berikut.

  • Tahap Situation (tahap penyituasian). Tahap ini berisi pelukisan dan pengenalan situasi latar dan tokoh-tokoh cerita. Tahap ini merupakan tahap pembukaan cerita, pemberian informasi awal, dan lain-lain yang, terutama, berfungsi untuk melandastumpui cerita yang dikisahkan pada tahap berikutnya.
  • Tahap Generating Circumstances (tahap pemunculan konflik). Pada tahap ini masalah-masalah dan peristiwa-peristiwa yang menyulut terjadinya konflik mulai dimunculkan. Jadi, tahap ini merupakan tahap awalnya munculnya konflik, dan konflik itu sendiri akan berkembang dan atau dikembangkan menjadi konf- lik-konflik pada tahap berikutnya.
  • Tahap Rising Action (tahap peningkatan konflik). Konflik yang telah dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin berkembang dan dikembangkan kadar intensitasnya. Peristiwa-peristiwa dra- matik yang menjadi inti cerita bersifat semakin mencekam dan menegangkan. Konflik-konflik yang terjadi, internal, eksternal, ataupun keduanya, pertentangan-pertentangan, benturan-benturan antarkepentingan, masalah, dan tokoh yang mengarah ke klimaks semakin tidak dapat dihindari.
  • Tahapan Climax (tahap klimaks). Konfliks dan atau pertentangan- pertentangan yang terjadi dan ditimpakan kepada tokoh cerita mencapai titik intensitas puncak. Klimaks sebuah cerita akan dia- lami oleh tokoh utama yang berperan sebagai pelaku dan pender- ita terjadinya konflik utama. Sebuah fiksi yang panjang mungkin saja memiliki lebih dari satu klimaks.
  • Tahap Denouement (tahap penyelesaian). Konflik yang telah mencapai klimaks diberi penyelesaian, ketegangan dikendorkan. Konflik-konflik yang lain, sub-subkonflik, atau konflik-konflik tambahan, jika ada, juga diberi jalan keluar, cerita diakhiri.


B. Kaidah Alur


Alur dalam cerita biasanya memunyai kaidah-kaidahnya sendiri. Nurgiyantoro (2010:130—138) menyatakan bahwa alur memiliki kaidah sebagai berikut.

  • Adanya kemasukakalan (plausibilitas). Sebuah cerita dika- takan masuk akal jika memiliki kebenaran, yaitu benar bagi cerita itu sendiri. Namun, tidak menutup kemungkinan jika benar juga sesuai dengan kehidupan faktual, sekalipun pada bagian tersebut tidak mutlak.
  • Adanya suspen. Suspen merupakan perasaan semacam kurang pasti terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi, khususnya yang menimpa tokoh yang diberi simpati oleh pembaca. Suspen memiliki fungsi untuk mendorong dan memotivasi pembaca untuk setia mengikuti cerita dan men- cari jawaban rasa ingin tahu terhadap kelanjutan cerita.
  • Adanya kejutan (surprise). Kejutan merupakan peristiwa- peristiwa yang terjadi di luar dugaan pembaca. Kejutan hadir sebagai warna untuk membuat pembaca semakin me- nyukai cerita. Dengan kejutan-kejutan maka cerita menjadi tidak monoton dan membosankan. Oleh karena itu, kejutan merupakan hal yang penting keberadaannya dalam sebuah cerita dan biasanya dinanti-nanti pembaca.
  • Adanya kepaduan (unity). Kepaduan menyarankan bahwa berbagai unsur yang ditampilkan dalam alur haruslah memi- liki kepaduan. Artinya, mempunyai hubungan antara satu dengan yang lainnya sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh. Dengan demikian, keberadaan antarunsurnya menentukan keberadaan unsur-unsur yang lainnya.


Copyright

Review

Food

pendidikan