Tahapan Alur dan Kaidah Alur dalam Karya atau Cerita Fiksi
Tahapan Alur dan Kaidah Alur dalam Karya atau Cerita Fiksi
A. Tahapan Alur
Tahapan alur menurut S. Tasrif sebagai berikut.
- Tahap Situation (tahap penyituasian). Tahap ini berisi pelukisan dan pengenalan situasi latar dan tokoh-tokoh cerita. Tahap ini merupakan tahap pembukaan cerita, pemberian informasi awal, dan lain-lain yang, terutama, berfungsi untuk melandastumpui cerita yang dikisahkan pada tahap berikutnya.
- Tahap Generating Circumstances (tahap pemunculan konflik). Pada tahap ini masalah-masalah dan peristiwa-peristiwa yang menyulut terjadinya konflik mulai dimunculkan. Jadi, tahap ini merupakan tahap awalnya munculnya konflik, dan konflik itu sendiri akan berkembang dan atau dikembangkan menjadi konf- lik-konflik pada tahap berikutnya.
- Tahap Rising Action (tahap peningkatan konflik). Konflik yang telah dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin berkembang dan dikembangkan kadar intensitasnya. Peristiwa-peristiwa dra- matik yang menjadi inti cerita bersifat semakin mencekam dan menegangkan. Konflik-konflik yang terjadi, internal, eksternal, ataupun keduanya, pertentangan-pertentangan, benturan-benturan antarkepentingan, masalah, dan tokoh yang mengarah ke klimaks semakin tidak dapat dihindari.
- Tahapan Climax (tahap klimaks). Konfliks dan atau pertentangan- pertentangan yang terjadi dan ditimpakan kepada tokoh cerita mencapai titik intensitas puncak. Klimaks sebuah cerita akan dia- lami oleh tokoh utama yang berperan sebagai pelaku dan pender- ita terjadinya konflik utama. Sebuah fiksi yang panjang mungkin saja memiliki lebih dari satu klimaks.
- Tahap Denouement (tahap penyelesaian). Konflik yang telah mencapai klimaks diberi penyelesaian, ketegangan dikendorkan. Konflik-konflik yang lain, sub-subkonflik, atau konflik-konflik tambahan, jika ada, juga diberi jalan keluar, cerita diakhiri.
B. Kaidah Alur
Alur dalam cerita biasanya memunyai kaidah-kaidahnya sendiri. Nurgiyantoro (2010:130—138) menyatakan bahwa alur memiliki kaidah sebagai berikut.
- Adanya kemasukakalan (plausibilitas). Sebuah cerita dika- takan masuk akal jika memiliki kebenaran, yaitu benar bagi cerita itu sendiri. Namun, tidak menutup kemungkinan jika benar juga sesuai dengan kehidupan faktual, sekalipun pada bagian tersebut tidak mutlak.
- Adanya suspen. Suspen merupakan perasaan semacam kurang pasti terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi, khususnya yang menimpa tokoh yang diberi simpati oleh pembaca. Suspen memiliki fungsi untuk mendorong dan memotivasi pembaca untuk setia mengikuti cerita dan men- cari jawaban rasa ingin tahu terhadap kelanjutan cerita.
- Adanya kejutan (surprise). Kejutan merupakan peristiwa- peristiwa yang terjadi di luar dugaan pembaca. Kejutan hadir sebagai warna untuk membuat pembaca semakin me- nyukai cerita. Dengan kejutan-kejutan maka cerita menjadi tidak monoton dan membosankan. Oleh karena itu, kejutan merupakan hal yang penting keberadaannya dalam sebuah cerita dan biasanya dinanti-nanti pembaca.
- Adanya kepaduan (unity). Kepaduan menyarankan bahwa berbagai unsur yang ditampilkan dalam alur haruslah memi- liki kepaduan. Artinya, mempunyai hubungan antara satu dengan yang lainnya sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh. Dengan demikian, keberadaan antarunsurnya menentukan keberadaan unsur-unsur yang lainnya.