Linkkoe Jurnal: konsep dasar model pembelajaran

Tools

Tampilkan postingan dengan label konsep dasar model pembelajaran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label konsep dasar model pembelajaran. Tampilkan semua postingan

Selasa, 01 Maret 2022

Konsep Dasar Model Pembelajaran

Konsep Dasar Model Pembelajaran
Konsep Dasar Model Pembelajaran



Konsep Dasar Model Pembelajaran

1. Pengertian Model Pembelajaran

Secara umum dalam pemahaman sehari-hari istilah model selalu dihubungkan dengan contoh barang atau benda tiruan dari benda aslinya, misalnya benda tiruan bumi dalam pembelajaran IPS digunakan globe, sementara pada pembelajaran tentang alat transportasi guru sering menggunakan model pesawat, model kereta api dan model-model mobil. Pengertian ini sangat umum dipahami oleh masyarakat luas, termasuk guru- guru. Apakah yang disebut dengan model tersebut sama dengan istilah replika (replika pesawat terbang, replika kereta api dan sebagainya).

Mengkaji pendapat Joyce dan Weil (1971), model pembelajaran sering disamakan pemahamannya dengan istilah strategi pembelajaran, yang menyatakan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas mengajar. Joyce dan Weil (2004) mempertegas kembali konsepnya tentang pemahaman model, dinyatakan bahwa model menyiratkan sesuatu yang lebih besar daripada strategi, metode atau taktik tertentu, lebih lanjut dinyatakan bahwa konsep model berfungsi sebagai alat komunikasi yang penting bagi guru. Penggunaan model tertentu membantu guru mencapai tujuan tertentu, tetapi bukan untuk tujuan lain (Arends, 2007).

Pengertian di atas memberikan gambaran bahwa model merupakan suatu pola yang dapat digunakan untuk merancang bahan pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran.

2. Ciri-ciri Model

Seperti diuraikan pada bagian terdahulu, model pembelajaran dibuat dan disusun dengan maksud dan tujuan tertentu, untuk mencapai tujuan tertentu pula. Oleh sebab itu, sebuah model memiliki karakteristik masing- masing. Dalam membuat sebuah model pembelajaran pada ahli didasarkan pada landasan teorinya masing-masing. Sebagai sebuah model pembelajaran terdapat beberapa ciri sebagai berikut:

a. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari ahli tertentu. Model tersebut berguna untuk mengembangkan penalaran menurut cara-cara ilmiah, misalnya Model Pembelajaran Penelitian Kelompok, yang disusun oleh Herbart Thelen didasarkan atas teori John Dewey. Model ini memiliki tujuan khusus dalam perancangannya yaitu untuk melatih partisipasi dalam kelompok secara demokratis.

b. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya model berpikir induktif dirancang untuk mengembangkan kemampuan proses berpikir induktif siswa, yang tidak dapat optimal ditingkatkan melalui model lainnya.

c. Dapat dijadikan pedoman untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas.


Misalnya model synectics disusun oleh William Gordon. Model ini dirancang untuk memperbaiki kreativitas siswa dalam pengajaran mengarang.


d. Memiliki perangkat bagian model yaitu:


1) Urutan langkah-langkah implementasi pembelajaran, yaitu tahap-tahap apa yang harus dilakukan secara berurutan oleh guru kalau mereka ingin mengimplementasikan model tersebut dalam pembelajaran.

2) Prinsip reaksi, yaitu pola perilaku guru dalam memberikan reaksi terhadap perilaku siswa dalam belajar. Prinsip ini melukiskan cara guru memandang dan mereaksi perilaku siswa.

3) Sistem sosial, yaitu pola interaksi guru dengan siswa dan siswa dengan siswa lainnya pada saat proses pembelajaran dilakukan. Bentuk pola hubungan ini tergambar dari model yang akan digunakan.

4) Sistem pendukung, yaitu apa saja yang diperlukan untuk mendukung implementasi model dalam proses pembelajaran, agar proses pembelajaran dengan menggunakan model tersebut efektif dan efisien.


e. Memiliki dampak pengiring sebagai akibat penerapan model tersebut dalam proses pembelajaran. Misalnya model problem solving, apakah setelah penerapan model ini dalam pembelajaran akan memberikan dampak terhadap kemandirian siswa dalam memecahkan masalah dikemudian hari.


3. Klasifikasi Model Pembelajaran


Model pembelajaran yang sangat umum dan banyak diterima di kalangan dunia pendidikan adalah model pembelajaran yang dikemukakan oleh Joyce dan Weil. Menurut Joyce dan Weil (1996) ada empat model pokok pembelajaran, yang masing-masing model memiliki turunan model lainnya. Keempat model pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut:

a. Model Pengolahan Informasi (The Information Processing Models)

Model pembelajaran ini terdiri dari sejumlah model pembelajaran turunan yang secara spesifik memiliki karakteristik masing-masing, tetapi berada dalam rumpun model pengolahan informasi. Titik tolak konsep dasar model ini didasari oleh prinsip-prinsip pengolahan informasi oleh manusia dengan memperkuat dorongan-dorongan internal untuk memahami dunia dengan cara menggali dan mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan keluarnya serta mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya. Hal yang sangat penting menurut model ini adalah membentuk para siswa untuk memiliki kemampuan dalam mengolah dan memproses informasi secara baik untuk mempercepat keberhasilan siswa dalam memperoleh hasil belajar yang optimal. Kunci keberhasilan dalam belajar menurut pandangan model ini adalah kemampuan dalam memproses informasi. Oleh sebab itu, model ini dinamakan model pengolahan/pemrosesan informasi (information processing). Dalam model ini guru diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan siswa untuk memproses informasi secara cepat dan tepat, dengan menciptakan situasi dan kondisi lingkungan sehingga siswa memiliki kemampuan untuk:

1) Menangkap stimulus dari lingkungannya
2) Merumuskan masalah dari informasi yang diperolehnya di lingkungannya
3) Memecahkan masalah berdasarkan hasil pengolahan informasi yang didapatnya, baik secara verbal maupun non verbal.

Apabila model pemrosesan informasi ini digunakan dalam proses pembelajaran, maka hal penting yang harus diperhatikan oleh seorang guru adalah membentuk kemampuan siswa untuk memecahkan persoalan dengan strategi pemecahan masalah dalam pembelajaran.

Dalam rumpun model ini terdapat tujuh macam model pembelajaran sebagai berikut:

1) Model pencapaian konsep (Concept Attainment)
2) Model Berpikir Induktif (Inductive Thinking)
3) Latihan Penelitian (Inquiry Training)
4) Model Pemandu Awal (Advance Organizer)
5) Memorisasi (Memorization)
6) Model Pengembangan Intelek (Developing Intelect) 7) Model Penelitian Ilmiah (Scientific Inquiry)

b. Personal models


Rumpun model ini bertolak dari pandangan selfhood dari individu, karena proses pendidikan sebenarnya secara sengaja diusahakan yang memungkinkan seseorang dapat memahami diri sendiri dengan baik, sanggup memikul tanggung jawab untuk pendidikan dan lebih kreatif untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Penggunaan model pembelajaran personal ini harus menekankan pada upaya menumbuhkembangkan kemandirian yang produktif sehingga manusia menjadi semakin sadar dan bertanggung jawab atas tujuannya. Model pembelajaran dalam kelompok ini sangat mementingkan efek pengiring sistem lingkungan belajar.

Nilai seorang pendidik adalah kemampuannya untuk membentuk kekhasan khusus setiap individu, oleh sebab itu yang perlu menjadi perhatian penting bagi guru dalam implementasi model-model personal adalah:


1) Bagaimana setiap individu mengalami proses perkembangan secara wajar 
2) Setiap murid mampu mengonstruksi dirinya sendiri (self concept)
3) Sering memperhatikan aspek-aspek emosional individu dengan asumsi apabila setiap individu memiliki ketertiban pribadi internal maka dapat menghubungkannya baik dengan dirinya sendiri maupun dengan lingkungannya.


Dalam rumpun model pembelajaran personal ini terdapat empat macam model pembelajaran yaitu: 1) Non Directive Teaching2) Synectics Models3) Awareness Training Models 4) Classroom Meeting

c. Social model

Kelompok model ini berpandangan bahwa pembelajaran pada dasarnya sebagai interaksi sosial, pembelajaran tidak akan terjadi tanpa adanya interaksi sosial siswa. Interaksi sosial ini terbentuk baik dalam kelas maupun di luar kelas. Oleh sebab itu, pandangan ini menganggap siswa yang berhasil dalam interaksi sosial adalah mereka yang dapat membentuk better society. Yang terpenting menurut pandangan model ini adalah hubungan sosial dalam belajar.

Pandangan rumpun model pembelajaran interaksi sosial ini menitik beratkan pada pengembangan kemampuan kerja sama dari para siswa. Paling tidak ada dua asumsi dasar model pembelajaran sosial ini yaitu:

1) Masalah sosial diidentifikasi dan dipecahkan atas dasar dan melalui kesepakatan-kesepakatan yang diperoleh di dalam dan dengan menggunakan proses-proses sosial.

2) Proses sosial yang demokratis perlu dikembangkan untuk melakukan perbaikan masyarakat dalam arti seluas -luasnya secara built-in dan terus-menerus.


Yang termasuk dalam rumpun model pembelajaran sosial ini ada lima macam model pembelajaran sebagai berikut: 

1) Group Investigation
2) Role Playing
3) Jurisprudential Inquiry
4) Laboratory Training
5) Penelitian Ilmu Sosial

d. Behavioral sistem models

Rumpun model pembelajaran perilaku dalam asumsinya mementingkan penciptaan sistem lingkungan belajar yang memungkinkan sistem lingkungan belajar yang memungkinkan manipulasi penguatan perilaku (reinforcement) secara efektif, sehingga terbentuk pola perilaku yang dikehendaki. Model ini sebenarnya memfokuskan perhatian pada perilaku yang tampak (dapat diobservasi). Sebagai model pembelajaran yang bertolak dari psikologi behavioralistik maka model ini yang menjadi perhatiannya adalah sistem lingkungan belajar dengan penguatan perilaku dan perilaku terobservasi (overt behavior) dan metode tugas yang diberikan dalam rangka mengkomunikasikan keberhasilan.

Dalam kelompok model pembelajaran sistem perilaku ini terdapat lima model pembelajaran yaitu:

1) Mastery Learning
2) Direct Instruction
3) Learning Self Control
4) Training For Skill and Concept Development 
5) Assertive Training.

Copyright

Review

Food

pendidikan