Cerpen Kram oleh Etgar Keret
Cerpen Kram oleh Etgar Keret
Malam itu aku bermimpi bahwa aku adalah seorang wanita berusia empat puluh tahun, dan aku mengalami kram, dan itu malam hari, dan tiba-tiba aku menyadari bahwa semua telah keluar dari tampon, dan aku mencoba membangunkan suamiku, yang merupakan pensiunan kolonel, dan memintanya untuk pergi ke apotek 24-jam atau setidaknya mengantarku ke sana, karena aku tidak memiliki surat izin mengemudi, dan bahkan jika aku memilikinya, kami masih memakai mobil dinas, dan aku tidak diizinkan mengemudikannya. Aku mengatakan kepadanya bahwa itu adalah keadaan darurat, tetapi dia tidak mau pergi, hanya terus bergumam dalam tidurnya, mengatakan kalau makanannya buruk, dan para juru masak sebaiknya melupakan cuti, karena ini adalah tentara dan bukannya perkemahan musim panas. Aku menutup diri dengan lipatan tisu, dan mencoba untuk berbaring telentang tanpa bernapas, berharap tidak akan menetes. Tapi seluruh tubuhku sakit, dan darah mengalir, terdengar seperti pipa pembuangan yang rusak. Kebocorannya sampai di atas pinggul, dan kaki, dan menciprat ke perut. Dan tisu itu berubah menjadi gumpalan yang menempel di rambut dan kulitku.
Malam itu aku bermimpi bahwa aku adalah wanita berusia empat puluh tahun dan aku merasa jijik terhadap diri sendiri, terhadap hidupku. Tidak memiliki surat izin mengemudi, tidak tahu bahasa Inggris, tidak pernah ke luar negeri. Darah yang menetes ke sekujur tubuhku mulai mengeras, dan aku merasa itu semacam kutukan. Seolah haidku tak akan pernah berakhir.
Malam itu aku bermimpi bahwa aku adalah seorang wanita berusia empat puluh tahun, dan bahwa aku tertidur, dan bermimpi aku adalah seorang pria berusia dua puluh tujuh tahun yang mendapati istrinya hamil lagi, dan kemudian menyelesaikan sekolah kedokteran dan memaksanya membawa bayinya ketika dia pergi untuk melakukan residensi di luar negeri. Mereka sangat menderita. Mereka tidak tahu kata bahasa Inggris. Mereka tidak punya teman, di luar dingin, dan turun salju. Kemudian, pada suatu hari Minggu, aku mengajak mereka berpiknik dan membentangkan selimut di halaman, dan mereka mengambil makanan dari keranjang piknik dan mengeluarkan makanan yang mereka bawa. Dan setelah selesai makan, aku mengambil senapan dan menembak mereka seperti anjing. Polisi datang ke rumahku. Detektif terbaik di kepolisian Illinois berusaha menangkapku karena pembunuhan. Mereka menempatkanku di ruangan ini, mereka berteriak padaku, mereka tidak mengizinkanku merokok, mereka tidak membolehkanku pergi ke kamar mandi, tapi aku tidak putus asa. Dan suamiku di tempat tidur di sampingku terus berteriak, “Saya tidak peduli bagaimana Anda melakukannya sebelumnya. Saya adalah komandan di sekitar sini sekarang.”
----------------
Diambil dari The Pantograph Post, cerpen terjemahkan oleh Ahadul Fauzi Ahmady dari “Cramps” karya Etgar Keret. Terjemahan bahasa Inggris oleh Miriam Shlesinger.